THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 06 Mei 2008

Raket Kesayangan

Sejak kelas satu Andre hobi bermain bulu tangkis. Andre ingin menjadi pemain nasional seperti Taufik Hidayat, jawabnya setiap ditanya.

Kedua orang tua Andre senang mendengar cita-cita anaknya itu. Yah, Andre ingin punya raket yang bagus, pinta Andre pada ayahnya.

Ayah berjanji akan membelikan Andre raket yang bagus,tapi Andre harus terus rajin berlatih dan belajar !

Tepat dihari ulang tahun Andre, ayahnya menghadiahisebuah raket merek terkenal. Wah, yah! ini raket yang kuinginkan, pasti harganya mahal.

Tak apa. Ayah senang bisa memberikan sesuatu kesukaanmu . selain itu, karena prestasimu tetap bagus di sekolah, kamu pantas menerimanya

Melihat keseriusan Andre menekuni hobinya, ayahnya mendaftarkannya ke klub bulu tangkis. Andre sangat senang dan makin rajin berlatih.

Tak terasa sudah sembilan bulan Andre berlatih di klub itu .

Perkembangan Andre sangat bagus. Pelatihnya, Pak Frans berniat untuk mengirim Andre mengikuti pertandingan antarklub .

Sebulan kemudian, hari pertandingan pun tiba. Andre berhasil melewati babak-babak awal dengan mudah. Setelah melewati perjuangan yang panjang, akhirnya ia lolos kefinal.

Kini dua pemain terbaik saling berhadapan untuk menentukan siapa yang terbaik. Pertandingan berjalan seru. Keduanya saling kejar-mengejar dalam memperoleh angka.

Ketika melakukan smes,Andre merasakan suara aneh pada raketnya. Ternyata,raket kesayangannya patah dan senar terkoyak. Sesaat ia ia terpana memandangi raketnya yang bengkok tak berbentuk lagi. Terbayang wajah ayahnya saat memberi hadiah.

Andre…! Cepat ganti raketnya!teriak Pak Frans .

Andre tersadar dan segera mengganti raketnya dengan raket yang lama. Tetapi, karena kurang percaya diri, pukulannya tak akurat lagi. Andre minta izin wasit untuk mengelap keringatnya. Ayah Andre segera menyeruak dari kerumunan penonton.

Andre kamu harus terus semangat!tunjukkan pada ayah permainan yang sebenarnya . jangan risaukan raket itu! Ayah akan lebih senang dan banga melihat anak ayah pantang menyerah dan takkenal putus asa, ayah Andre menepuk bahu Andre.

Semangat Andre bangkit lagi, bahkan lebih besar dari sebelumnya. Pertandingan dilanjutkan kembali. Andre tak memberi kesempatan lawan untuk mengembangkan permainannya. Akhirnya, Andre berhasil menang.

0 komentar: